Bakat dan minat merupakan hal yang berbeda. Seseorang yang memiliki kecenderungan terhadap hobi A misalnya, belum tentu itu merupakan bakatnya. Perbedaan minat dan bakat sangat jelas dari berbagai aspek.
Sebagai potensi yang dibawa sejak lahir, mereka yang memiliki bakat akan belajar dalam tempo yang lebih cepat bila dibandingkan dengan yang hanya memiliki minat.
Jenis-jenis bakat secara umum terbagi dua yakni bakat yang bersifat umum dan bakat yang bersifat khusus. Bakat akan lebih bagus hasilnya jika didukung dengan minat yang kuat.
Minat menjadi pintu terbesar untuk menstimulasi perkembangan anak. Melalui beberapa hal yang mereka sukai, anak-anak bisa melakukan sesuatu dengan senang dan dalam jangka waktu yang lama. Metode belajar pun dapat dilakukan dengan menggunakan minat anak sebagai pintu masuknya. Kualitas dan hasil belajar pun akan luar biasa karena anak menyukai kegiatannya.
Namun , orangtua sering kali bingung mengenali minat dan bakat yang ada pada diri anak. Apa bedanya minat dengan bakat? Jangan sampai ortu salah mengartikan minat dan bakat anak.
Apa itu Minat & Bakat?
Secara sederhana, minat bisa diartikan sebagai ketertarikan pada suatu hal, sedangkan bakat adalah keahlian dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Bakat juga sering didefinisikan sebagai kapasitas belajar yang lebih unggul yang membuat anak-anak lebih cepat belajar sesuatu daripada anak lain.
Minat berhubungan dengan lingkungan. Jadi, tak heran jika sering kali ditemukan minat anak yang berbeda-beda. Sangat mudah mengenali minat anak. Orangtua bisa melihatnya dari hal-hal sederhana yang sering dilakukan anak. Sesuatu yang bisa membuat matanya terasa bersinar, yang membuatnya betah melakukan sesuatu selama berjam-jam, bisa disebut sebagai minat. Sementara bakat bersifat lebih internal dan merupakan karunia Tuhan yang sifatnya tetap. Bakat lebih susah dikenali.
Apa Sebaiknya yang Orangtua Lakukan?
Orangtua mempunyai peran penting dalam menemukan dan mengembangkan minat dan bakat anak. Peran tersebut dilakukan dengan cara memaparkan, memfasilitasi, serta mengapresiasi minat dan bakat anak. Secara sederhana, orang tua harus menyediakan lingkungan yang baik dalam mendukung pertumbuhan minat dan bakat anak. Lalu, bagaimana caranya?
Buka Wawasan Anak
Anak-anak mengenal dunia hanya sebatas apa yang mereka lihat dan dengar. Jangkauannya jelas masih sangat terbatas. Di sini, tugas orangtua adalah berbagi ragam pengalaman. Tujuannya supaya wawasan anak semakin luas dan bisa membuka pintu ketertarikannya. Jadi, anak-anak tidak hanya mengetahui hal-hal yang ada di sekeliling rumah dan sekolah saja. Mereka pun bisa mengenal dunia yang lebih luas.
Ada banyak cara untuk menjelaskan dunia yang beragam kepada anak. Anda bisa menstimulasinya melalui perjalanan atau traveling ke berbagai kota, menonton berbagai jenis film (dokumenter, liputan, berita, dsb) , membaca buku, dan masih banyak lainnya.
Saat menjelaskan dunia yang beragam, Anda mungkin tidak tahu apa yang menarik dan yang paling berkesan bagi mereka hingga mereka dewasa. Tak apa, semakin anak tahu hal-hal tentang dunia, semakin banyak kemungkinan pintu yang ia buka.
Fasilitasi Minat dan Bakat Anak
Saat anak sudah menunjukkan ketertarikan pada bidang-bidang tertentu, orangtua harus memfasilitasinya. Minat si kecil bisa dilihat dari aktivitas sederhana seperti mengamati apa yang sering dibicarakan atau dilakukan anak, anak menikmati proses belajar sesuatu, dan anak selalu bertumbuh kemampuannya.
Dalam hal memfasilitasi minat dan bakat anak, tantangan terbesarnya adalah mencari titik temu antara minat dan bakat anak dengan kemampuan orangtua. Dalam keadaan sumber daya yang terbatas, orang tua dituntut untuk kreatif dalam mencari jalan alternatif untuk tetap bisa memfasilitasi minat dan bakat anak. Yang terpenting jangan sampai memaksakan diri karena hasil yang didapat malah tidak akan maksimal.
Apresiasi Kegiatan Anak
Untuk mendukungnya terus bersemangat dalam belajar dan mengembangkan minat dan bakatnya, orangtua harus mengapresiasinya. Meski sesuatu yang dihasilkan anak-anak masih jauh dari kata sempurna menurut kacamata orangtua, tidak ada salahnya untuk tetap mengapresiasi. Setidaknya, anak-anak sudah melakukan kerja keras, inisiatif, ide, kreativitas, atau perhatian terhadap sesuatu. Meski hasilnya masih jauh dari kata sempurna, apresiasi tetap dibutuhkan untuk mendukung anak tetap semangat belajar.
Dalam hal ini, apresiasi dijadikan sebagai dorongan agar anak tetap semangat belajar. Kesalahan pada apresiasi yang sering terjadi adalah saat apresiasi dijadikan sebagai sesuatu yang menimbulkan ketergantungan yang membuat anak tergila-gila dengan apresiasi dan pujian dari orangtua.
Ajak Anak untuk Menghasilkan Karya
Minat anak biasanya lebih berpusat pada kegiatan konsumsi, artinya anak hanya menerima informasi dari luar ke dalam. Contohnya adalah anak hanya menonton, membaca, bermain, dan semacamnya. Jika hanya memasukkan informasi saja, anak mungkin tidak akan berkembang.
Yang perlu orangtua lakukan adalah mengajak untuk menghasilkan karya, misalnya bercerita, bernyanyi, menulis puisi,melukis, atau membuat sesuatu yang lainnya.
Memperkaya Dengan Hal Lain
Agar kemampuan anak terus berkembang, bantu anak untuk memperdalam ilmunya dengan cara memadukannya dengan hal-hal lain. Misalnya, jika anak memiliki minat pada dunia robot, ajak anak belajar matematika robot, membaca hal-hal tentang robot (literasi), mempelajari matematika robot (IPA), dan lain sebagainya. Anda juga bisa mengekspose kemampuan anak dengan melihat film, mendatangi pelatihan atau seminar dengan ahli, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahu lebih dalam tentang minat dan bakat seorang anak dapat melakukan tes minat dan bakat di Era Daya Potensia (Klik Disini)